10 Dzulhijah 1434H bertepatan dengan 15 Oktober 2013 adalah Hari Raya Idul Adha bagi umat islam, yang disebut juga dengan Hari Raya Qurban. Dalam rangka menyambut datangnya hari raya itu biasanya di sekolah madrasah maupun tempat TPA akan mengadakan acara penyembelihan Qurban, selain dimasjid dan Surau. Selain itu untuk pelajaran Agama Islam, biasanya juga ada yang menyelenggarkan lomba pidato yang berkaitan dengan idul adha.
Setelah mengerjakan shalat idul adha secara berjaman dengan Niat Shalat Idul Adha yang telah kami sampaikan sebelum ini, Inilah salah satu pidato/khutbah idul adha tentang "Harapan Nabi Ibrahim, Harapan Kita Semua'
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ
اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
dakwatuna.com -Kembali kita panjatkan puji dan
syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan
kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu
keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt
untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu,
salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari
tasyrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar
[108]:1-2).
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya
yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini
hingga hari kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini
sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan
panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam
yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana, di sini kita pun
melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita
melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari
Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan
menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang
dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan
Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi
Muhammad saw, Nabi Ibrahim as harus kita pahami untuk selanjutnya kita
teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada
kesempatan khutbah yang singkat ini, kita bahas Empat Harapan Nabi
Ibrahim yang termuat dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua
yang harus diperjuangkan. Pertama, Harapan Atas Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari kemusyrikan, Menurut Sayyid Quthb dalam
tafsirnya: “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari
nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai
kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid
kepada Allah swt.” Karena itu, iman atau tauhid merupakan nikmat
terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman
merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman
menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak
cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Di samping itu, Nabi Ibrahim as juga ingin memperoleh ilmu dan
hikmah, sesuatu yang amat penting agar kehidupan bisa dijalani dengan
mudah dan bermakna. Beliau juga meminta agar termasuk ke dalam kelompok
orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi
shalih. Selain itu meminta menjadi buah tutur kata yang baik bagi
generasi kemudian sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani.
Puncaknya adalah meminta dimasukkan ke dalam surga hingga tidak terhina
dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini tercermin dalam doa beliau:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ.
وَاجْعَلْ لى لِسانَ صِدْقٍ فى الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ
جَنَّةِ النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا
تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur
yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku
termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan
ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan
orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari
mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83– 87).
Dari doa Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi
shalih sehingga orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar
dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shalih. Manakala keshalihan
sudah dimiliki, cerita orang tentang diri kita bila kita tidak ada
adalah kebaikan. Karena itu, harus kita koreksi diri kita, seandainya
kita diwafatkan besok oleh Allah swt, kira-kira apa yang orang ceritakan
tentang kita.
Hal penting lainnya dari harapan Nabi Ibrahim as adalah agar
amal-amalnya diterima oleh Allah swt, termasuk orang yang tunduk dan
taubatnya diterima oleh Allah swt, hal ini terdapat dalam doanya:
رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ. رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا
أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ
أَنْتَ التَّوّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah
haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 127 – 129).
Syaikh Ali Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
menjelaskan bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut
rabbi (ya Tuhanku) agar dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri
kepada Allah.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt.
Harapan Kedua adalah Harapan Atas Keluarga,
mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada Allah swt, karenanya
beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
“Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS
An’am [6]:74)
Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin agar
anak-anaknya menjadi anak shalih, taat kepada Allah swt dan orang tuanya
dengan karakter akhlak yang mulia, ini merupakan sesuatu yang amat
mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ
بِغُلامٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ
إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ
مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka
Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia
menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)
Di dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan keshalihan diharapkan
membuat sang anak selalu mendirikan shalat, hati orang pun suka
kepadanya dan pandai bersyukur atas kenikmatan yang diperoleh, hal ini
disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ
غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا
الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu)
agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim [14]:37)
Hal yang amat penting mengapa Nabi Ibrahim as amat mendambakan
memiliki anak bukan semata-mata agar punya anak, tapi bagaimana anak
yang shalih itu mau dan mampu melanjutkan estafet perjuangan menegakkan
agama Allah swt.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga yang merupakan harapan Nabi Ibrahim
adalah terhadap Masyarakat agar beriman dan taat kepada Allah swt,
bahkan tidak hanya pada masanya, tapi juga generasi berikutnya. Dalam
rangka itu, sejak muda Nabi Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir
agar tidak ada kemusyrikan dalam kehidupan masyarakat, Allah swt
berfirman:
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ
تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ. فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ
لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ. قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا
إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ. قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ
يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim
membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang
terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali
(untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan
perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya
[21]:57-60)
Karena itu, dalam doanya Nabi Ibrahim meminta agar Allah swt mengutus
lagi Nabi yang menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah swt, hal
ini disebutkan dalam firman-Nya:
رَبَّنا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا
عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ
إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah serta
menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”(QS Al Baqarah [2]:129)
Dalam konteks sekarang, masyarakat amat membutuhkan dakwah yang
mencerahkan dan memotivasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah.
Harapan Keempat dari Nabi Ibrahim as adalah
atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar negara berada dalam keadaan
aman dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt, bahkan Allah swt
memberikan kepada semua penduduk meskipun mereka tidak beriman, beliau
berdoa:
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ
مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ
وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ
النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di
antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
“Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian
Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran
menyatakan: “Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia,
memiliki daya tekan yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada
semangat hidup pada dirinya.”
Apa yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim as ini bila kita ukur dalam
konteks negara kita ternyata masih jauh dari harapan, hal ini karena
keamanan menjadi sesuatu yang sangat mahal, sementara kesulitan
mendapatkan rizki atau makan masih begitu banyak terjadi. Namun
kesulitan demi kesulitan masyarakat pada suatu negara dan bangsa
ternyata bukan karena Allah tidak menyediakan atau tidak memberikan
rizki, tapi karena ketidakadilan dan korupsi yang merajalela. Di sinilah
letak pentingnya bagi kita untuk istiqamah atau mempertahankan
nilai-nilai kebenaran. Meskipun banyak orang yang korupsi, kita tetap
tidak akan terlibat, karena jalur hidup kita adalah jalur yang halal.
Setiap orang bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan negara dan
bangsa yang baik, namun para pemimpin dan pejabat harus lebih
bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita amat menyayangkan bila banyak
orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu mempertanggungjawabkannya,
jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan masyarakat saja sudah tidak
mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan kepemimpinannya,
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ
يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى
مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا
أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ
أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu Dzar RA berkata: Saya bertanya, Ya
Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku jabatan? Maka Rasulullah
menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai Abu Dzar,
sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan itu
akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi
orang yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajibannya
dalam jabatannya (HR. Muslim)
Akhirnya, memiliki harapan yang baik tidak cukup pencapaiannya hanya
dengan doa, karenanya setiap kita harus berjuang bersama agar kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa berada dalam ridha Allah swt.
Akhirnya marilah kita berdoa:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ
لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا
وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya
Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah
kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ
عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا
وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ
الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا
فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً
لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan
benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi
tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali
kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari
segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ
جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ
الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ
ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى
دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ
عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang
membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan
ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan
pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di
dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan
jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas
kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini
cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan
berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan
mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i
yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan
mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di
dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab
neraka.